Senin, 22 Oktober 2012

Cara kerja dan Konstruksi dari ingnition coil

Kali ini saya kembali menyapa anda dalam artikel saya. kali ini saya akan menjelaskan tentang ignition coil. Ignition coil atau dalam bahasa Indonesianya diartikan dengan coil pengapian adalah komponen dari sistem pengapian yang berguna untuk menaikkan tegangan dari aki yaitu 12 volt menjadi tegangan tinggi 10 KVolt atau lebih. Coil dalam pengapian sangat menentukan besar kecilnya pengapian yang terjadi pada busi.



Secara konstruksi ingnition coil terdiri atas :
  1. Terminal positif : Bagian dari coil yang dihubungkan dengan kabel yang mendapat arus listrik positif , untuk rangkaian pada mobil terminal positif dihubungkan dengan kabel ke sekering. 
  2. Terminal negatif : Bagian dari coil yang di hubungkan dengan kabel menuju ke distributor ( untuk sistem pengapian pada mobil )
  3. Kumparan sekunder : bagian dari coil yang berupa lilitan kabel yang jumlah lilitannya lebih banyak daripada kumparan primer.
  4. Kumparan primer adalah : bagian dari coil yang berupa lilitan kabel yang jumlah lilitannya lebih sedikit daripada kumparan sekunder. 
  5. Sekunder terminal adalah bagian dari coil yang dihubungkan dengan kabel tegangan tinggi ke distributor ( untuk mobil ) . Sedangkan untuk sepeda motor sekunder terminal berupa kabel hitam yang besar yang dihubungkan langsung ke busi.

Cara kerja coil yang saya di bahas berikut ini adalah pada rangkaian sistem pengapian pada mobil dengan menggunakan platina :
  1. Pada saat arus listrik mengalir ke terminal positif, maka lilitan primer akan dialiri arus listrik. Hal ini akan menyebabkan kemagnetan pada lilitan primer. Arus listrik akan mengalir dari lilitan primer  menuju terminal negatif. 
  2. Pada saat platina membuka , maka hubungan antara terminal negatif  ke massa akan terputus. Arus listrik dari terminal positif tidak akan mengalir ke lilitan primer. Hal ini akan mengakibatkan kemagnetan pada lillitan primer menjadi hilang. Dengan hilangnya kemagnetan pada lilitan primer , maka timbullah induksi pada lilitan sekunder. Di mana pada lilitan sekunder akan menghasilkan listrik dengan tegangan yang sangat tinggi. Listrik yang dihasilkan pada lilitan sekunder ini akan dialirkan ke terminal sekunder untuk diteruskan ke kabel tegangan tinggi.
Untuk pengapian dengan CDI , cara kerja coil tetap sama. Yang pada prinsipnya yaitu menimbulkan induksi pada lilitan sekunder , sehingga terjadi listrik pada lilitan sekunder dengan tegangan yang sangat tinggi.


Demikianlah penjelasan saya mengenai coil secara konstruksi dan cara kerjanya. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda dalam mengenal sistem pengapian.

Related Posts:

  • Macam tipe Busi menurut bentuknya Banyak macam tipe busi yang digunakan pada kendaraan bermotor ada yang namanya busi panas dan ada pula busi dingin, seperti artikel yang pernah saya bahas sebelumnya "Perbedaan busi panas dan dingin". Tet… Read More
  • Merawat dan Service Busi Spark Plug / Busi Tahap pertama melakukan service/tune up pada sepeda motor adalah membersihkan/memeriksa busi. Mungkin sebagian kita sudah tidak asing lagi dengan komponen yang satu ini. Busi merupakan pemantik bunga a… Read More
  • Menyetel Celah Platina Platina Platina? Hahahahahahaaa!! Mungkin anda sedikit meremehkan komponen pengapian jaman eyang kita ini tapi platina belum mati! Kenapa? Selagi masih ada vespa jalan di dunia ini maka platina akan tetap ada. Tapi buka… Read More
  • Pengaruh Tegangan Baterai (aki) pada sistem Pengapian Baterai adalah sumber api dari sistem pengapian. Kekuatan dari baterai (accu) dapat dinyatakan dengan tegangan (volt) yang dimiliki, artinya kekuatan baterai sebagai sumber api tergantung dari besarnya tegangan bater… Read More
  • Elektrik starter dan segala permasalahannya Bentuknya memang kecil, tetapi mempunyai kekuatan yang besar itulah dinamo starter. Dinamo starter berfungsi menghidupkan mesin motor. Tugas dari dinamo starter sangatlah berat, selain melawan kompresi mesin dan gesekan k… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas tanggapan anda.