Hai sahabat blogger dimanapun anda berada, jumpa lagi dengan saya yang tak bosannya menyapa anda. Pada posting kali ini saya akan menyampaikan tentang urutan penyalaan busi pada mesin 4 silinder. Pada mesin 4 silinder tidak semua busi menyala pada waktu yang bersamaan . Hal ini ditujukan untuk menghindari getaran mesin yang terlalu besar. Maka dengan dibuatnya urutan penyalaan busi , proses siklus kerja untuk tiap silinder tidaklah sama. Hal ini juga akan mempengaruhi bentuk dari poros engkol itu sendiri. Sebagai contoh kita ambil urutan penyalaan busi 1-3-4-2. Maksudnya adalah busi yang menyala pertama kali adalah busi dari silinder 1, setelah poros engkol berputar 180 derajat busi dari silinder 3 akan menyusul menyala. Demikianlah seterusnya untuk busi silinder 4 dan terakhir busi dari silinder no 2.
Mungkin Anda bertanya seperti pertanyaan di atas. Pada siklus mesin 4 tak , 1 kali usaha membutuhkan 2 kali putaran poros engkol. Di mana 1 kali putaran sama dengan 360 derajat , jadi 2 kali putaran sama dengan 720 derajat. Maka untuk mesin 4 silinder dengan siklus kerja 4 tak , maka urutan pengapian busi terjadi dengan cara membagi 720 derajat ( sama dengan 2 kali putaran poros engkol ) dengan jumlah silindernya ( yaitu 4 silinder ) . Maka hasilnya adalah 180 derajat.
Untuk mesin dengan jumlah silinder yang lebih banyak , juga berlaku sesuai rumus di atas, contoh mesin 6 silinder . Maka jumlah 2 kali putaran poros engkol (720 derajat ) : jumlah silinder ( 6 ) = 120 derajat. Jadi untuk mesin 6 silinder maka urutan penyalaan businya adalah tiap 120 derajat putaran poros engkol.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas tanggapan anda.