Prosedur dengan foto dan video yang dijelaskan di sini adalah karya inovasi saya yang mudah digunakan dan didesain untuk dikerjakan oleh hanya 1 (satu) orang mekanik. Alat yang digunakan adalah kunci ring pas (combination spanner), selang, dan penampung minyak rem bekas. Secara sekilas mirip dengan prosedur buang angin rem (brake bleeding) yang sudah ada. Tapi dengan mengangkat selang lebih tinggi dari nipel dan menggunakan gemuk (grease) sebagai pencegah udara masuk, prosedur ini dapat dikerjakan hanya oleh satu orang. Tidak perlu bantuan (helper) untuk membuka dan menutup nipel berkali-kali. Dengan prosedur ini satu roda dapat dibuang angin remnya hanya dalam 15 menit jika tanpa masalah, mendongkrak dan melepas roda dapat memakan waktu lebih lama. Pada beberapa kendaraan yang tinggi seperti jip, prosedur ini dapat dilakukan tanpa melepas roda. Demikian juga jika anda memiliki lift untuk mengangkat mobil, angin rem dapat dibuang tanpa melepas roda. Karena mudah, seorang tanpa pengalaman dapat mengerjakannya. Anda dapat mengerjakannya di garasi di rumah anda.
Ada prosedur yang juga mudah yaitu menggunakan pompa untuk menekan minyak rem di reservoir dan keluar dari nipel. Juga ada prosedur yang menggunakan pompa vacuum untuk mengisap minyak rem dari nipel. Walau mudah, tapi kedua prosedur tersebut membutuhkan alat yang mahal.
Gambar video di bagian bawah posting ini memperlihatkan minyak rem berwarna bening dan gelembung yang keluar dari nipel rem dan memasuki selang transparan. Selanjutnya minyak rem yang baru yang berwarna merah memasuki selang menggantikan minyak rem lama yang bening.
Jika baru saja dilakukan perbaikan pada piston atau silinder rem di bagian roda ataupun master cylinder (silinder pedal rem), misalnya penggantian karet seal, maka perlu dilakukan pembuangan angin dari sistem hidrolik rem. Udara atau angin yang terperangkap di dalam sistem hidrolik akan menyebabkan rem tidak pakem. Pedal rem terasa dalam sampai kandas saat diinjak, dan terasa seperti menginjak balon atau menginjak karet busa. Hal ini terjadi karena sifat fisika udara yang dapat ditekan atau dimampatkan (compressible) hingga volumenya mengecil, sedangkan minyak rem tidak dapat dimampatkan (incompressible) atau volumenya selalu tetap walau mendapat tekanan.
Adapun prosedur yang biasa digunakan, membutuhkan dua orang. Satu orang bertugas memompa pedal rem hingga terasa ada tekanan dan langkahnya jadi agak pendek atau lebih tinggi, lalu pedal ditahan dalam posisi tertekan. Satu orang lagi bertugas mengendurkan nipel rem di roda agar angin dapat keluar dari sistem hidrolik rem, kemudian segera ditutup kembali. Pedal rem dilepas dan dipompa lagi, begitu seterusnya sampai tekanan benar-benar naik dan pedal tidak terasa seperti menginjak balon lagi. Prosedur biasa ini banyak ditulis di situs internet.
Pada gambar video pembuangan angin yang dilakukan dan dijelaskan disini adalah saat menguras dan mengganti minyak rem lama dengan minyak rem baru. Biasanya minyak rem dikuras setiap 2 tahun sekali, harap merefer ke service manual kendaraan anda. Penggantian minyak rem perlu dilakukan karena adanya embun atau air yang masuk ke dalam sistem hidrolik rem, kotoran, sisa karet seal, karat, udara, sehingga perlu dikuras.
Prosedur ini dapat juga digunakan untuk membuang angin setelah perbaikan besar pada sistem hidrolik rem, misal penggantian karet piston di roda atau karet piston pada master cylinder. Dan dapat diterapkan pada hampir semua kendaraan yang menggunakan sistem hidrolik pada remnya, termasuk sepeda motor.
Membuang angin sebaiknya dimulai dari roda paling jauh dari master cylinder. Agar angin dan minyak rem lama dapat segera keluar dalam jumlah atau volume banyak. Untuk mobil dengan posisi pengendara di sebelah kanan seperti Indonesia, Inggris, Australia, Jepang, Singapura, Malaysia, Hongkong, India, New Zealand, dll. maka roda terjauh adalah roda belakang kiri. Pada beberapa kendaraan, posisi master cylinder rem tidak tepat di dekat kaki pengemudi, yaitu di sebelah kanan untuk Indonesia. Ada mobil Eropa yang posisi master cylindernya di sebelah kiri atau di sebelah penumpang. Mungkin karena mobil tersebut awalnya dirancang dengan posisi pengemudi di sebelah kiri, tapi kemudian dimodifikasi menjadi posisi pengemudi di sebelah kanan untuk memperluas pangsa pasar.
Pada artikel ini foto dan videonya menggambarkan saat pekerjaan dilakukan pada rem belakang. Untuk artikel pembuangan angin pada rem depan, dapat dibaca di: Buang Angin Rem Depan Oleh Satu Mekanik
Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum rem dibuang anginnya adalah: buka tutup reservoir minyak rem atau tanki rem, periksa tinggi permukaan minyak rem, jika kurang maka tambah sampai maximal. Pada foto dibawah tampak tanki minyak rem adalah yang ditunjuk oleh panah merah. Tanki yang lebih kecil adalah reservoir minyak kopling.
Bersihkan bagian luar tanki reservoir dengan air, tanki ini kedap air dan bisa disemprot air. Buka tutup reservoir, pada beberapa kendaraan tutupnya ada dua bagian. Pada foto di bawah memperlihatkan tanki yang terbuka dan masih ada tutup lain di bagian dalamnya.
Buka tutup yang di bagian dalam lalu pasangkan ke dalam tutup luar. Tutup di bagian dalam ini berfungsi mencegah minyak rem melimpah keluar reservoir tapi tetap melewatkan udara masuk atau ventilasi. Tampak di foto bawah tutup dalam yang terpasang pada tutup luar. Terlihat juga minyak rem yang berwarna bening. Minyak rem bening tersebut akan diganti dengan minyak rem berwarna merah. Tampak pada foto minyak rem masih pada sekitar level maximum.
Dongkrak dan buka roda belakang yang paling jauh dari posisi pengendara, yaitu roda belakang kiri untuk Indonesia. Pastikan posisi dongkrak yang aman. Masukkan roda yang terlepas ke kolong mobil dan tambahkan balok kayu untuk membantu dongkrak. Seperti foto di bawah.
Bersihkan rem dan spakbor roda belakang kiri dengan air agar pekerjaan mudah dan bersih. Tampak pada foto di bawah rem belakang dari tipe tromol. Pada beberapa kendaraan rem belakangnya dari tipe cakram.
Katup buang angin (air bleeding valve) adalah yang ditunjuk oleh panah merah pada gambar di bawah. Terletak di balik tromol rem, terlihat karet abunya sudah dilepas agar tampak nipelnya (nipple, puting).
Kendurkan dengan kunci ring pas. Pada rem roda belakang mobil ini digunakan kunci ring pas (combination spanner) ukuran 8 mm. Hindari menggunakan kunci pas saat mengendurkan dan mengencangkan, karena kunci pas hanya memegang 2 sudut dari kepala baut nipel dan dapat menyebabkan kepala baut nipel rusak. Pada foto di bawah terlihat cara mengendurkan nipel dengan bagian kunci ring dari kunci ring pas, agar kunci memegang semua sudut dari kepala baut nipel dan mencegah kepala baut tersebut rusak.
Tidak perlu sampai melepas nipel, cukup dikendurkan sekitar 30 sampai 60 derajat putaran. Biasanya akan ada tetesan minyak rem keluar jika dikendurkan antara 30 sampai 60 derajat putaran. Kencangkan sedikit agar minyak rem tidak terus menetes karena akan menunggu persiapan dan pemasangan selang dan penampung minyak.
Pasang selang transparan diameter 3/16 inchi atau 5 mm pada nipel, sebagaimana gambar di bawah. Jika selang kekecilan bisa diperbesar sedikit dengan dipanasi agar melebar dan nipel bisa masuk. Jika selang kebesaran, maka gunakan selang karet yang lebih kecil. Setau saya selang transparan tidak ada yang lebih kecil diameternya dari 3/16 inchi. Selang karet ada yang berdiameter lebih kecil, dan selang karet jauh lebih flexibel dari selang plastik. Tapi selang karet tidak transparan sehingga tidak kelihatan jika ada gelembung udara. Maka jika nipelnya terlalu kecil, pasang selang karet pada nipel lalu selang karet tersebut disambung dengan selang plastik transparan agar bisa dilakukan visual check pada minyak rem.
Pada jarak sekitar 50 cm dari ujung selang di nipel, ikatkan benang. Benang ini ditempelkan ke bodi kendaraan dengan lakban (adhesive tape). Semakin tinggi puncak selang maka semakin mudah angin keluar dari sistem hidraulik, karena angin di dalam minyak rem berusaha mencapai tempat lebih tinggi. Penggunaan benang dimaksudkan agar tidak mengganggu jika melihat ke dalam puncak selang di mana busa atau gelembung udara berkumpul. Ujung selang yang lain dimasukkan ke dalam penampung minyak rem. Pastikan tidak ada bagian selang yang bocor. Selang yang bocor dapat memasukkan udara ke dalam sistem hidrolik rem. Selang yang bocor juga dapat menyemprotkan minyak rem yang dapat merusak cat mobil. Segera siram dengan air bersih jika cat terkena minyak rem.
Pada gambar di atas terlihat selang yang terpasang pada nipel, selang naik ke atas karena digantung dengan benang dan lakban pada bodi mobil. Ujung selang lainnya dimasukkan ke dalam kontainer penampung dari botol plastik bekas air mineral. Ujung selang yang ini sebaiknya menyentuh dasar kontainer. Ketika kontainer terisi minyak rem bekas, maka ujung selang akan tertutup dari udara luar. Sehingga hanya angin dari sistem hidrolik yang terkumpul di bagian atas kontainer, dengan cara ini akan mudah dicheck apakah masih ada angin di dalam sistem hidraulik. Walaupun udara dari kontainer dapat masuk ke dalam selang yang terisi minyak rem, tapi tidak bisa masuk ke dalam nipel karena udara tidak bisa turun sendiri melewati minyak rem. Kita dapat melihat angin dari nipel berkumpul di bagian atas selang, tidak ada udara dari kontainer, lalu angin terdorong ke dalam kontainer oleh tekanan pedal.
Selang yang naik ke atas akan membantu mengeluarkan udara dari sistem hidrolik rem. Udara, uap, dan gas lainnya mempunyai sifat fisika berat jenis yang lebih ringan dari cairan. Udara, uap, dan gas-gas di dalam selang akan berusaha naik ke tempat yang lebih tinggi saat selang dimasuki oleh minyak rem. Maka udara, uap dan gas-gas tersebut akan 'berusaha sendiri' untuk keluar dari sistem hidrolik rem.
Sebenarnya panjang selang tidak perlu sepanjang seperti pada foto di atas. Karena saya masih akan memakai selang tersebut untuk keperluan lain, maka selang tidak saya potong.
Untuk mencegah udara luar masuk ke dalam sistem hidrolik rem melalui celah-celah nipel, maka oleskan gemuk (grease) di sekitar nipel dan ujung selang yang terpasang pada nipel. Lihat foto di bawah, gemuk berwarna hijau dan ditunjuk oleh panah hijau.
Jika selang dan penampung sudah siap, maka kendurkan kembali nipel sekitar 30 sampai 60 derajat. Lihat panah merah pada foto di atas, nipel yang kendur mengeluarkan minyak rem yang terlihat di dalam selang yang transparan. Minyak rem ini berwarna bening, dan akan dikuras dan diganti dengan minyak rem berwarna merah. Jika terdapat gelembung udara pada sistem hidrolik, maka minyak rem di dalam selang akan tampak berbusa atau berbuih. Gelembung udara juga akan tampak bergerak naik karena berusaha mencapai tempat yang lebih tinggi di dalam selang.
Pastikan tinggi minyak rem di dalam tanki reservoir, tambah minyak rem dengan yang baru. Di foto di bawah tampak minyak rem berwarna merah ditambahkan. Sebenarnya tinggi minyak rem merah sudah melebihi dari tinggi maximal. Tapi karena akan dikuras, maka minyak rem akan berkurang sendiri nantinya.
Masuk ke kabin dan duduk di kursi pengemudi. Pastikan rem parkir tidak bekerja, agar semua silinder rem pada roda dapat bereaksi saat pedal rem diinjak, dan melepaskan udara dan kotoran yang terjebak di dalam silinder roda. Injak atau pompa pedal rem 5 kali, pedal akan terasa dalam karena minyak rem keluar dari nipel yang kendur. Tidak perlu menyalakan engine, karena tekanan kaki sudah cukup untuk memompa pedal. Tidak perlu membuka dan menutup nipel berkali-kali.
Jika minyak rem masih belum keluar, kendurkan lagi nipel sekitar 30 derajat. Nipel yang terlalu kendur akan menyebabkan minyak rem mengucur terlalu banyak dan mengosongkan tanki, juga menyebabkan udara mudah masuk dari sela-sela ulir nipel.
Setelah 5 kali pedal dipompa, periksa minyak rem dalam tanki reservoir, tambah jika sudah sampai level minimal. Periksa nipel, selang dan penampung minyak rem di roda yang dikuras minyak remnya. Pastikan tidak ada kebocoran pada selang, terutama pada sambungan antara selang dengan nipel. Perbaiki sambungan selang dan tambahkan grease jika ada tetesan minyak rem.
Jika semuanya tidak ada masalah, maka lanjutkan menginjak pedal rem dan pompa sebanyak 10-15 kali. Jangan lakukan tergesa-gesa. Jika terlalu banyak memompa, minyak rem di tanki reservoir bisa habis dan master cylinder akan mengisap udara. Jika master cylinder mengisap udara maka pembuangan angin akan lebih lama dilakukan.
Untuk mobil sedan biasanya memompa atau menginjak pedal rem 50-100 kali untuk setiap roda sudah dapat menguras minyak rem lama dan terganti dengan yang baru. Untuk pembuangan angin bisa agak lebih banyak memompanya, terutama setelah perbaikan besar pada master cylinder. Karena angin yang masuk ke dalam master cylinder harus berjalan ke semua pipa dan menuju silinder di roda-roda sebelum dapat keluar dari sistem hidrolik rem.
Foto di bawah memperlihatkan minyak rem yang dipompa dengan menginjak pedal rem berulang-ulang. Terlihat di dalam selang transparan, mula-mula keluar minyak rem berwarna bening bersama gelembung udara, ditunjuk dengan panah merah. Minyak rem dan udara tidak bisa kembali masuk ke nipel dan ke dalam silinder roda ataupun sistem hidrolik rem karena ada mekanisme katup pada master cylinder yang membuat master cylinder bekerja seperti pompa piston.
Lalu minyak rem berganti menjadi berwarna merah. Warna minyak rem yang berbeda berguna sebagai tanda untuk membedakan minyak rem baru dan minyak rem lama. Minyak rem berwarna merah tampak di foto di bawah memenuhi selang, dan tidak ada lagi kolom udara di dalam selang.
Jika minyak rem sudah berganti dengan yang baru, tutup nipel dengan kunci pas. Jangan tutup terlalu kuat karena kunci pas dapat merusak kepala baut nipel. Panah merah pada foto diatas menunjukkan kunci ring pas (combination spanner), yang mana bagian kunci pasnya yang digunakan menutup nipel. Kunci pas dapat memegang kepala baut nipel walau selang masih terpasang pada nipel.
Lepaskan selang dan kencangkan nipel dengan kunci ring, jangan terlalu kencang karena akan macet dan sulit membukanya di kemudian hari. Minyak rem akan menutup setiap sela dan lubang kecil (pori-pori) guna mencegah rembesan, dengan berjalannya waktu nipel akan semakin kuat terpasang seperti lengket atau dilem. Foto di bawah memperlihatkan nipel dikencangkan dengan kunci pas ring, yang mana bagian kunci ring yang digunakan untuk mengencangkan nipel.
Pasang kembali karet abu pada nipel, bersihkan dan lap semua komponen yang terkena minyak rem. Dengan bersih dan keringnya area yang terkena minyak rem maka akan mudah terlihat jika ada minyak rem yang menetes. Pasang roda, dan turunkan dongkrak. Jangan lupa untuk mengencangkan baut roda secara silang agar roda benar-benar sentris.
Gambar video berikut memperlihatkan minyak rem di dalam selang. Mula-mula tampak keluar minyak rem berwarna bening dan banyak gelembung udara, lalu diikuti dengan minyak rem berwarna merah. Pada akhir video terlihat nipel ditutup dan selang dilepas. Jika anda tidak bisa membuka video ini, harap membuka di youtube: Buang angin rem oleh satu mekanik.
Lanjutkan ke roda terjauh kedua dari master cylinder, yaitu roda belakang kanan untuk posisi sopir di kanan seperti pada mobil di Indonesia. Selanjutnya roda depan kiri, dan terakhir roda depan kanan. Uji kendaraan anda dengan menjalankan dan rem mendadak untuk memastikan kinerja rem. Pedal akan terasa lebih tinggi jika udara dan minyak rem lama sudah terkuras habis, dan tidak terasa lunak seperti menginjak busa atau balon.
Minyak rem bekas jangan didaur-ulang, karena kotoran dan air dapat mengubah sifat minyak rem, walau secara visual terlihat masih bersih. Karena minyak rem harus membersihkan sistem hidrolik rem, maka minyak rem dibuat mempunyai sifat kimia seperti sabun, dapat melarutkan kotoran dan air, sehingga tidak dapat disaring. Minyak rem bekas dapat digunakan sebagai pembersih komponen, terutama komponen yang terbuat dari plastik dan karet yang tidak tahan minyak.
Jangan membuang minyak rem sembarangan karena dapat mencemari lingkungan, jika terminum dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas tanggapan anda.